Geometri
Definisi
Salah
satu cabang dari Matematika adalah Geometri. Geometri berasal dari bahasa
Yunani yaitu geo yang artinya bumi dan metro yang artinya
mengukur. Geometri adalah cabang Matematika yang pertama kali diperkenalkan
oleh Thales (624-547 SM) yang berkenaan dengan relasi ruang. Dari pengalaman,
atau intuisi, kita mencirikan ruang dengan kualitas fundamental tertentu, yang
disebut aksioma dalam geometri. Aksioma demikian tidak berlaku terhadap pembuktian,
tetapi dapat digunakan bersama dengan definisi matematika untuk titik, garis
lurus, kurva, permukaan dan ruang untuk menggambarkan kesimpulan logis.(1)
Menurut
Novelisa Sondang (2) bahwa “Geometri menjadi salah satu ilmu Matematika yang
diterapkan dalam dunia arsitektur; juga merupakan salah satu cabang ilmu yang
berkaitan dengan bentuk, komposisi, dan proporsi.” Muhamad Fakhri Aulia (3)
menyebutkan bahwa geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang
ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua
dimensi.
Alders
(1961) menyatakan bahwa ”Geometri adalah salah satu cabang Matematika yang
mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta
sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, dan hubungannya antara yang satu dengan yang
lain.”
Dari
beberapa definisi Geometri di atas dapat disimpulkan bahwa Geometri adalah
salah satu cabang Matematika yang mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi
beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan
yang lain.
Di
bangku sekolah dasar maupun menengah seperti, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA atau
SMK/MAK, materi geometri tidak diajarkan secara khusus, namun materi itu ada
dalam satu kesatuan mata pelajaran matematika. Nah, dalam kurikulum matematika
yang membahas mengenai geometri adalah pada bagian yang membahas mengenai
bentuk, bangun ruang, sudut dan sebagainya sebagaimana yang sudah disampaikan
di atas. Jika kita sedang mempelajari Dimensi 3, yang meliputi balok, kubus,
volume dan sebagainya, berarti kita juga sedang mempelajarai geometri. Pada
pokok bahasan inilah (Dimensi 3, red) seorang guru biasanya mengalami kesulitan
untuk menjelaskannya kepada siswa. Mengapa? Kerena materi ini membutuhkan
kemampuan visualis
asi
siswa yang relative tinggi. Sebagai contoh ketika siswa menjumpai soal dimensi
3 dimana siswa diminta untuk mencari panjang garis yang menghubungkan titik
tengah 2 diagonal ruang suatu balok. Jika tidak ada alat peraga atau
media pembelajaran, tentu tidak semua siswa mampu memvisualisasikannya. Nah,
saat itulah para siswa dituntut untuk membayangkan sebuah bangun agar bisa
memecahkan soal. Tidak hanya masalah kemampuan memvisualisasikan, namun
juga pemahaman siswa akan istilah rusuk dan rangkan juga ternyata bermasalah.
Ini dialami oleh para siswa di tingkat pendidikan dasar. Sebagaimana
disampaikan oleh Wahyu Setiawan (1996 :4-5) bahwa daya serap siswa kelas IV
Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep volume rendah. Selain itu Soedjadi (1995)
juga mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi,
misalnya ”siswa menyebut rusuk pada bangun ruang merupakan rangka yang menopang
tubuh”.
Mahasiswa
di jenjang pendidikan tinggi pun ternyata juga mengalami kesulitan dalam
memahami materi. Ini diindikasikan dengan rendahnya prestasi belajar geometri
mahasiswa. Seperti yang terjadi di prodi pendidikan matematika suatu
universitas. Prosentasi kelulusan mahasiswa universitas tersebut dalam
mengikuti perkuliahan geometri hanya mencapai ± 55 % – 65 %, dan sebagian besar
yang lulus mendapat C. Prosentasi ini relatif rendah dibandingkan mata kuliah
yang lain. Ini menjadi salah satu indikator bahwa materi Geometri memang
relatif sulit untuk dipelajari.
sumber : wikipedia dan blog - blog
No comments:
Post a Comment