BARCELONA — Begitu panjang perjalanan Josep Guardiola di Barcelona sebelum menyulap
Blaugrana menjadi salah satu tim terhebat sepanjang sejarah sepakbola.
Guardiola merupakan bekas anak gawang, mantan gelandang, idola, dan pelatih tersukses di Camp Nou.
Setelah empat tahun lamanya duduk di kursi pelatih Barcelona, Guardiola
pun memutuskan bahwa ini adalah musim terakhirnya bersama mereka.
Guardiola tidak lagi melatih Barcelona musim depan, digantikan oleh
sang asisten Tito Vilanova, tapi dia meninggalkan setidaknya lima hal
berharga untuk sang raksasa Catalonia.
Tiki-taka
Guardiola
adalah orang yang mengubah Barcelona menjadi tim yang menempatkan
penguasaan bola di atas segalanya. Keberhasilan passing para dirigen
lini tengah Barcelona rata-rata melampaui 90 persen, melebihi tim-tim
lain di setiap pertandingan.
Yang menjadi andalan Barcelona
sebenarnya bukan itu, tapi cara mereka melakukan operan, dari belakang
ke depan dan sisi satu ke sisi lainnyalah yang menjadi ciri khas
Guardiola. Mereka tak takut melepaskan operan kepada pemain yang hampir
tidak memiliki ruang sedikit pun. Bola dialirkan secara cepat dan cermat
di atas lapangan sebelum diakhiri dengan gerakan mematikan oleh satu
atau lebih pemainnya ke jantung pertahanan lawan.
Kerja keras
Barcelona di bawah asuhan Guardiola menjaga ball possession seolah
nyawa mereka taruhannya. Guardiola menginstruksikan para pemainnya untuk
'berburu dalam kelompok', langsung menekan lawan kapan dan di manapun
mereka kehilangan bola. Ini merupakan salah satu kunci kesuksesan
Barcelona versi Guardiola.
Semangat tim
Kesetiaan Guardiola
menular pada skuad asuhannya. Dia menekankan bahwa kepentingan tim
berada di atas segalanya. Dia sanggup menekan ego setiap individu dan
membuat timnya bersatu demi meraih kemenangan. Mungkin, hubungannya
dengan Barcelona yang sudah terjalin sejak lama, dari menjadi anak
gawang, kapten tim junior hingga pemain tim utama, adalah salah satu
faktor pendukungnya.
Kepercayaan terhadap pemain muda
Kepercayaan Guardiola terhadap para jebolan La Masia dibandingkan
bintang-bintang luar dengan egonya membantu menjaga kelangsungan dan
keutuhan style serta filosofi Barcelona.
Ibrahimovic tidak
cocok dengan jalan Guardiola. Rivaldo dan Ronaldinho pun 'dibuang'
olehnya. Sebagai gantinya, Guardiola menyuntikkan energi segar dengan
memanggil pemain-pemain muda La Masia, yang sudah dilatih untuk bermain
seperti tim utama. Hasilnya, mereka siap dipanggil kapan pun dibutuhkan.
Musim ini, Cristian Tello dan Isaac Cuenca adalah buktinya.
Lionel Messi
Sepertinya, Messi adalah salah satu senjata terkuat yang diciptakan
Guardiola untuk Barcelona. Sebelum era Guardiola, Messi adalah seorang
winger yang sering menusuk dari sayap ke lini pertahanan lawan. Tapi,
Guardiola punya pandangan yang berbeda. Dia mengubah Messi menjadi
seorang striker dan memberinya peran sentral di lini depan.
Hasilnya, tidak mengecewakan, sangat tidak mengecewakan. Messi kemudian
menjadi mesin gol dan pemain yang dianggap paling berbahaya oleh
lawan-lawan Barcelona. Musim 2008/09 adalah musim terakhir Messi
mencetak kurang dari 49 gol di semua kompetisi.
Musim depan,
Barcelona akan dilatih oleh Tito Vilanova, yang selama ini menjadi
tangan kanan Guardiola. Sepertinya, meski sudah berganti era, wajah
Barcelona masih akan tetap sama. (tel/gia)
bola.net
No comments:
Post a Comment