Manusia dan cinta kasih
Membicarakan kata cinta memang tak akan ada habis-habisnya. Mulai dari cinta manusia terhadap alam, cinta manusia terhadap sesama, seperti halnya cinta seorang laki-laki kepada perempuan atau sebaliknya, cinta orang tua kepada anaknya atau sebaliknya, dan seterusnya.
Dalam kehidupan di dunia yang fana ini, sudah barang tentu suatu saat pasti akan berakhir. Begitu juga dengan segala aspek yang terkait di dalamnya. Manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta suatu saat akan binasa.
Tanda-tanda ‘berakhir’ sebenarnya telah ditunjukkan dalam kehidupan, nyata sehari-hari. Ketika siang berganti malam, ketika kelahiran harus diakhiri dengan kematian, atau ketika panas dihapus oleh hujan. Seperti sang waktu yang terus berputar, maka kisah hidup di dunia pun silih berganti.
Begitu pula dengan cinta yang mempengaruhi sebagian besar kisah hidup manusia. Berbagai definisi, cerita, dan pengalaman-pengalaman cinta tidak habis ditulis manusia. Sejauh manusia masih ada di muka bumi, cinta akan selalu mengiringi.
Maha suci Allah yang telah memberikan fitrah kepada manusia berupa rasa cinta. Dan berbahagialah tentunya kita yang dianugrahi rasa cinta itu. Insya Allah rasa syukur nikmat mengiringinya.
Dalam teori psikologi komunikasi, jiwa manusia digerakkan oleh tiga aspek yaitu kognisi (pikiran), afeksi (perasaan), dan psikamotor (tingkah laku) yang berkaitan satu sama lain. Jika salah satu dari kognisi atau afeksinya tidak seimbang, tingkah laku yang timbul akan tidak selaras atau timpang. Sama halnya dengan perasaan cinta, bila tidak diiringi pikiran sehat, maka yang akan timbul adalah perilaku aneh dan dianggap tak masuk akal. Semoga rasa cinta yang ada senantiasa berdampingan dengan akal sehat kita, agar tidak dianggap aneh he…. Amiin.
No comments:
Post a Comment